Kisah Doyok dan Kadir : Komedian Termahal yang Selalu Menolak Tiga Jenis Acara

Tidak ada komentar


Jakarta, Wirawiri Entertainment
Generasi tahun 90-an pasti sangat mengenal komedian legendaris Doyok dan Kadir.
Kedua komedian ini tidak hanya terkenal di zamannya, tetapi juga termasuk deretan komedian termahal.

Selain aktif sebagai anggota Srimulat yang terkenal dengan lawakan mereka, Doyok dan Kadir juga sukses melebarkan sayap ke dunia akting.
Pada era 1980-an, wajah mereka sering muncul di sinetron dan film.
“Alhamdulillah tergantung produser,” kata Doyok saat mengisi acara FYP di Trans7.
Namun, di balik popularitas dan kesuksesan mereka, Doyok dan Kadir selalu menolak tiga jenis acara.
Dalam wawancaranya, mereka bercerita bahwa selama menjadi komedian, ada tiga acara yang tidak pernah mereka terima, yaitu ulang tahun anak-anak, acara pernikahan orang Tionghoa, dan reuni.

“Kita nggak menghindari ya, waktu itu kita memang butuh. Kalau ulang tahun anak-anak bahannya apa? Anak-anak kan yang ulang tahun. Kalau reuni itu, umpama SMA 20 tahun nggak ketemu, (mereka yang datang) nggak nonton lawak, ngobrol masing-masing. Wedding, sekarang kita ngelawak, (di acara pernikahan) Tionghoa itu makanan kan nggak pernah berhenti. Nyanyi selagu, masuk, langsung pulang, nggak dianggap,” jelas Doyok.
Mereka menegaskan bahwa semua pelawak pasti merasakan hal yang sama.
Apabila saat melawak di depan orang banyak dan selama lima menit tidak ada yang memperhatikan, itu adalah masalah besar.
“Benar (disebut paling mahal) waktu itu. 2001 sampai 2006 saya kena (sakit) jantung kan, itu nggak kerja karena sakit. Saya pertama itu aset mobil habis, semua perhiasan istri habis. Saya naik Karimun ke mana-mana, kecil, bekas lagi. Habis itu (harta), saya jual rumah di kampung dua, masih kurang saya jual (aset) di Tambun juga, yang terakhir itu. Kalau nggak operasi saya nggak sehat. Sekarang kembali,” tambah Kadir.


Sejak 1987, Doyok dan Kadir telah membintangi banyak judul film, antara lain *Cintaku di Rumah Susun*, Kecil-kecil Jadi Pengantin, Kanan Kiri OK, Di Sana Mau Di Sini Mau, Dorce Sok Akrab, Kemesraan, dan Ngebut Kawin pada 2010.

Kadir, yang dikenal dengan karakter logat Madura, ternyata berasal dari Kediri. Berkat karakter tersebut, Kadir sering mendapatkan peran di sinetron dan film.
“Tuntutan film dulu (jadi orang Madura). Ada peran Madura, casting, saya masuk. Yang menang saya. Terus dikontrak film terus,” ucap pelawak bernama asli Mubarak alias Kadir itu.
Kisah Doyok dan Kadir bukan hanya cerita tentang popularitas, tetapi juga tentang keteguhan prinsip dan perjuangan hidup yang inspiratif. (Keke) 


Tidak ada komentar

Posting Komentar